KARANGANYAR - Ada yang menarik dari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati
Karanganyar, Juliyatmono-Rohadi Widodo. Umumnya, pelantikan kepala daerah
digelar di gedung DPRD, namun mereka dilantik di tengah kota, yakni di Taman
Pancasila.
Pelantikan
pasangan tersebut dilakukan oleh Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan
disaksikan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari, Wakil Dewan Pembina Partai
Gerindra Hasyim Djojohadikusumo, serta jajaran pengurus DPP Partai Golkar. Sayangnya,
pelantikan yang menghabiskan anggaran Rp258 juta itu tak dihadiri wakil bupati
sebelumnya, Paryono, serta lima pimpinan KPU Kabupaten Karanganyar.
Pada
kesempatan itu Ganjar meminta kepada Juliyatmono dan Rohadi agar tidak hanya
mengambil perhatian masyarakat dengan memindahkan lokasi pelantikan dari gedung
DPRD ke tempat terbuka, namun mereka harus bisa menyelesaikan permasalahan di
masyarakat. "Di Jawa Tengah ada slogan tidak ngapusi dan tidak
korupsi. Mari slogan itu benar-benar dilaksanakan oleh semua pemimpin, termasuk
pemimpin di daerah,” kata Ganjar, Minggu (15/12/2013). Politikus PDIP itu juga
meminta agar bupati dan wabup bisa menyinergikan program mereka dengan pemprov,
seperti perbaikan infrastruktur. Menurut Ganjar, meski gubernur dan bupati dari
partai berbeda, namun sebagai kepanjangan tangan sistem birokrasi, diharapkan
menyinkronkan program yang diusung. Dengan infrastruktur yang memadai, lanjut
Ganjar, ekonomi akan bergerak yang dampaknya akan menyejahterakan warga. ”Kami
sadar, dengan APBD provinsi yang hanya Rp13 triliun tidak akan cukup
memperbaiki seluruh jalan yang rusak. Karena itu dibutuhkan sinergi antara
pemerintah provinsi dengan kabupaten. Sehingga prioritas tahun pertama adalah
perbaikan infrastruktur bisa terwujud,” tandasnya. Ia menambahkan, sudah banyak
calon investor, baik lokal maupun internasional, yang datang ke Jateng untuk
menanamkan modal. Namun mereka mengeluhkan kondisi jalan yang buruk.
Sementara
itu, Juliyatmono mengaku siap tancap gas merealisasikan janji-janji politiknya.
Selain membebaskan biaya pendidikan, ia menargetkan pada 2014 tidak ada lagi jalan yang rusak di Karanganyar. ”Selaras
dengan program gubernur, kami juga akan memprioritaskan lebih dulu perbaikan
infrastruktur jalan,” pungkasnya.
Sementara
itu saat disinggung pemilihan lokasi pelantikan di taman, ia membantah hanya
sekadar mencari sensasi. Pemilihan taman
didasarkan dari sejarah Karanganyar yang berasal dari Taman Pancasila. ”Ini bukan sensasi, tapi sekadar pengulangan
sejarah. Dulu semua pusat perekonomian Karanganyar bermula dari Taman
Pancasila. Jadi istilahnya ini adalah titik nol Karanganyar,” ungkapnya. (ton)