KARANGANYAR,
suaramerdeka.com – Memimpin apel perdana setelah dilantik sebagai
Bupati Karanganyar, Juliyatmono langsung mewacanakan lima hari kerja untuk
seluruh Karanganyar. Saat ini dari tujuh daerah kabupaten/ kota, tinggal
Karanganyar yang belum lima hari kerja.
‘’Saya akan mewacanakan, meminta masukan dan
melakukan kajian kemungkinan menerapkan lima hari kerja untuk Pemkab
Karanganyar. Namun tentu ujungnya adalah menciptakan efektifitas kerja,’’
kata dia di depan karyawan Setda Karanganyar.
Dia
mengatakan, dengan lima hari kerja, PNS juga akan memiliki waktu yang cukup
untuk berkumpul dengan keluarga, karena bisa libur dua hari. Diharapkan suasana
keluarga yang baik akan memberikan semangat yang baik pula dalam bekerja.
‘’Namun demikian, lima hari kerja jika
diterapkan bisa jadi akan mengakibatkan inefisien. Sebab pekerjaan yang
biasanya bisa dikerjakan sampai jam 12.00 atau jam 13.00 sekarang harus masuk
sampai jam 16.00.’’ Ada waktu tiga jam yang lowong. Ini yang harus dipikirkan
untuk apa dan harus diisi dengan kegiatan apa? Karena itulah pihaknya
memerlukan masukan yang banyak sebelum nantinya diusulkan dan ditetapkan lima
hari kerja bagi PNS di lingkungan Pemkab Karanganyar.
‘’Saya kira masih harus dibahas lebih serius.
Namun demikian sejak saat ini sudah saya wacanakan untuk dipikirkan, yang
penting darisi efektifitas kerja akan menunjang PNS bekerja lebih maksimal,’’
kata dia.
Para
PNS yang mengikuti apel pagi di Kantor Setda Karanganyar menyambut gembira dan
bertepuk tangan saat Bupati Juliyatmono menyatakan soal lima hari kerja itu.
Mereka senang jika waktu untuk keluarga bertambah banyak.
Tidak
saja soal lima hari kerja, Bupati juga mengubah seragam yang harus dipakai PNS
pada setiap hari kerja. Pakaian ini akan ditetapkan sampai akhir anuari,
sebelum kemudian akan ditetapkan lagi secara permanen.
‘’Untuk Senin-Selasa memakai pakaian seragam
warna kekhi (coklat). Rabu pakaian bebas, Kamis memakai batik bebas juga, Jumat
memakai pakaian olah raga dan dibebaskan dari semua kegiatan pekerjaan untuk
digunakan berolah raga bersama. Sabtu batik bebas,’’ kata dia.
Soal
seragam ini berbeda dengan Bupati Rina. Khususnya untuk Rabu menggunakan beskap
landung, Kamis batik seragam khusus, dan Sabtu batik Srikandi yang motifnya
diciptakan Bupati Rina Iriani.
‘’Khusus untuk batik, nanti saya akan
mendorong semua saja masyarakat Karanganyar untuk menciptakan corak batik
Karanganyar. Akan saya lombakan, untuk kemudian nanti digunakan seragam batik
khusus.’’
Dia
mengatakan selama ini jika menggunakan batik, selalu berorientasi ke Solo.
Padahal Karanganyar sesungguhnya memiliki corak khusus. Ini yang akan didorong
agar masyarakat menciptakan corak khusus khas Karanganyar.
Dalam
kesempatan itu Bupati yang didampingi Wabup Rohadi juga mengajak seluruh PNS untuk
profesional, mencintai pekerjaan, kreatif dan juga disiplin yang memungkinkan
setiap PNS lebih menciptakan suasana kerja yang kondusif dan lebih baik.
‘’Ingat, kalau birokrasi baik dan cepat
melayani masyarakat, ujungnya pasti pekerjaan beres dan masyarakat sejahtera.
Kebiasaan kalau bisa diperlambat kenapa dikerjakan cepat-cepat, harus dibuang.’’
Usai
apel, Bupati dan Wabup meninjau ruangan di lingkungan Setda, mulai dari ruangan
Wabup, Asisten, Bagian, dan beberapa ruangan lain. Bupati memerintahkan perlu
ada pembenahan dan diusulkan ke APBD untuk penambahan alat yang baru.
Setelah
itu, bersama Muspida, Juliyatmono mengantarkan Bu Rina Iriani kembali
menjalankan tugas sebagai guru di SD Negeri Gaum II, Tasikmadu. Sejumlah Kades
dan Camat serta pejabat ikut mengantarkan Rina sampai memasuki kelas di SD Gaum
II tersebut, sebelum kemudian mengikuti rapat bersama di Tasikmadu.
(
Joko Dwi Hastanto / CN19 / SMNetwork, Suara Merdeka 16 Desember 2013)