Sunday 15 December 2013

Bupati Juliyatmono Wacanakan Lima Hari Kerja



KARANGANYAR, suaramerdeka.com – Memimpin apel perdana setelah dilantik sebagai Bupati Karanganyar, Juliyatmono langsung mewacanakan lima hari kerja untuk seluruh Karanganyar. Saat ini dari tujuh daerah kabupaten/ kota, tinggal Karanganyar yang belum lima hari kerja.
‘’Saya akan mewacanakan, meminta masukan dan melakukan kajian kemungkinan menerapkan lima hari kerja untuk Pemkab Karanganyar. Namun tentu ujungnya adalah menciptakan efektifitas kerja,’’ kata dia di depan karyawan Setda Karanganyar. 
Dia mengatakan, dengan lima hari kerja, PNS juga akan memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul dengan keluarga, karena bisa libur dua hari. Diharapkan suasana keluarga yang baik akan memberikan semangat yang baik pula dalam bekerja.
‘’Namun demikian, lima hari kerja jika diterapkan bisa jadi akan mengakibatkan inefisien. Sebab pekerjaan yang biasanya bisa dikerjakan sampai jam 12.00 atau jam 13.00 sekarang harus masuk sampai jam 16.00.’’ Ada waktu tiga jam yang lowong. Ini yang harus dipikirkan untuk apa dan harus diisi dengan kegiatan apa? Karena itulah pihaknya memerlukan masukan yang banyak sebelum nantinya diusulkan dan ditetapkan lima hari kerja bagi PNS di lingkungan Pemkab Karanganyar.
‘’Saya kira masih harus dibahas lebih serius. Namun demikian sejak saat ini sudah saya wacanakan untuk dipikirkan, yang penting darisi efektifitas kerja akan menunjang PNS bekerja lebih maksimal,’’ kata dia.
Para PNS yang mengikuti apel pagi di Kantor Setda Karanganyar menyambut gembira dan bertepuk tangan saat Bupati Juliyatmono menyatakan soal lima hari kerja itu. Mereka senang jika waktu untuk keluarga bertambah banyak.
Tidak saja soal lima hari kerja, Bupati juga mengubah seragam yang harus dipakai PNS pada setiap hari kerja. Pakaian ini akan ditetapkan sampai akhir anuari, sebelum kemudian akan ditetapkan lagi secara permanen.
‘’Untuk Senin-Selasa memakai pakaian seragam warna kekhi (coklat). Rabu pakaian bebas, Kamis memakai batik bebas juga, Jumat memakai pakaian olah raga dan dibebaskan dari semua kegiatan pekerjaan untuk digunakan berolah raga bersama. Sabtu batik bebas,’’ kata dia.
Soal seragam ini berbeda dengan Bupati Rina. Khususnya untuk Rabu menggunakan beskap landung, Kamis batik seragam khusus, dan Sabtu batik Srikandi yang motifnya diciptakan Bupati Rina Iriani.
‘’Khusus untuk batik, nanti saya akan mendorong semua saja masyarakat Karanganyar untuk menciptakan corak batik Karanganyar. Akan saya lombakan, untuk kemudian nanti digunakan seragam batik khusus.’’
Dia mengatakan selama ini jika menggunakan batik, selalu berorientasi ke Solo. Padahal Karanganyar sesungguhnya memiliki corak khusus. Ini yang akan didorong agar masyarakat menciptakan corak khusus khas Karanganyar.
Dalam kesempatan itu Bupati yang didampingi Wabup Rohadi juga mengajak seluruh PNS untuk profesional, mencintai pekerjaan, kreatif dan juga disiplin yang memungkinkan setiap PNS lebih menciptakan suasana kerja yang kondusif dan lebih baik.
‘’Ingat, kalau birokrasi baik dan cepat melayani masyarakat, ujungnya pasti pekerjaan beres dan masyarakat sejahtera. Kebiasaan kalau bisa diperlambat kenapa dikerjakan cepat-cepat, harus dibuang.’’
Usai apel, Bupati dan Wabup meninjau ruangan di lingkungan Setda, mulai dari ruangan Wabup, Asisten, Bagian, dan beberapa ruangan lain. Bupati memerintahkan perlu ada pembenahan dan diusulkan ke APBD untuk penambahan alat yang baru.
Setelah itu, bersama Muspida, Juliyatmono mengantarkan Bu Rina Iriani kembali menjalankan tugas sebagai guru di SD Negeri Gaum II, Tasikmadu. Sejumlah Kades dan Camat serta pejabat ikut mengantarkan Rina sampai memasuki kelas di SD Gaum II tersebut, sebelum kemudian mengikuti rapat bersama di Tasikmadu.
( Joko Dwi Hastanto / CN19 / SMNetwork, Suara Merdeka 16 Desember 2013)