OPINI
| 10 September 2013 | 22:13
Oleh : Husnul Huluq
Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi
Jawa Tengah, berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Kabupaten Boyolali. Jumlah
Penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan sensus penduduk 2010 sebanyak
813.159 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 402.503 jiwa dan perempuan 410.629
jiwa. Dari data KPU Kabupaten Karanganayar Calon pemilih tercatat sebanyak
684.593 jiwa, sedangkan TPS sebanyak 1.617, PPS 177 dan PPK 17.
Minggu, 22 September 2013 adalah
tonggak bersejarah bagi Kabupaten Karanganyar dalam menentukan masa depan
Kabupaten yang terkenal dengan julukan “Intanpari”. Dari tiga pasangan yang
bertarung nomor urut satu adalah Aris Wuryanto-Wagiyo Ahmad Nugroho (AYO),
pasangan nomer urut dua yakni Paryono-Dyah Shintawati (PASTI), dan
Juliyatmono-Rohadi Widodo (YURO) bakal bersaing dalam pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Karanganyar periode 2013-2018.
Sangat beruntung sekali bagi warga
Karanganyar dalam pilkada tahun ini, dari tiga pasangan yang bertarung di
dominasi oleh pasangan yang relatif masih muda dan tangguh untuk menjadi
pemimpin masa depan. Dari tiga pasang kandidat yang bersaing , pasangan nomor
urut tiga (3) Juliyatmono - Rohadi Widodo atau disingkat YU-RO adalah pasangan
yang paling banyak menyita perhatian warga Karanganyar, mengapa pasangan ini
begitu fenomenal…??? ada beberapa alasan mengapa pasangan nomer tiga YU-RO bisa
menarik simpati masayarakat diantaranya adalah “Sekolah Gratis”, dari visi
& misi yang disampaikan pasangan YU-RO yang tercermin dalam lima (5)
program unggulan YU-RO sangat perlu untuk di dukung.
Debat kandidat Calon Bupati &
wakil Bupati Karanganyar yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun tv
lokal di solo sangat memberi gambaran yang berarti bagi warga Karanganyar dalam
menentukan pemimpinnya lima tahun yang akan datang. Dari tiga pasangan yang
bertarung di Pilakada Kabupaten Karanganyar sedikit membawa gambaran kepada
setiap sosok pemimpin Karanganyar di masa mendatang, dari mulai gaya bicara,
visi & misi, serta jawaban dari masing cabup-cawabup sudah dapat kita
simpulkan mana pasangan yang siap untuk jadi pemimpin dan siap untuk membawah
perubahan Karanganyar lima tahun kedepan.
Dalam debat selama 90 menit itu,
pasangan nomor urut tiga, Juliyatmono-Rohadi Widodo (Yu-Ro) memaparkan akan
menggencarkan pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata sebagai usaha
menunjang peningkatan sektor wisata di Bumi Intanpari. “Jalan untuk menuju
objek wisata diperbaiki. Objek wisata juga harus kita lengkapi dengan paket
wisata. Dan ini akan menimbulkan multiplier effect, di mana masyarakat
akan dilibatkan dan mendapatkan manfaat. Kalender wisata juga harus dibuat,”
papar Juliyatmono.
Sedangkan di bidang pendidikan,
Yu-Ro akan merangsang para pelajar untuk berprestasi, yakni dengan memberikan pendidikan
wajib belajar sembilan tahun secara gratis. Juliyatmono meyakinkan bahwa APBD
Karanganyar yang sebesar Rp 1,4 triliun mampu memberikan pendidikan secara
gratis.
“Dari sekitar 34.000 lulusan SMP
hanya sekitar 18.000 yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Harusnya pada
tahun ini BOS bisa diberikan kepada siswa SMA sebesar Rp 1 juta selama satu
tahun untuk tiap siswa. Perlu diingat daerah memiliki otonomi untuk mengatur
keuangan. Anak harus dibebaskan dari beban apapun,” terang Juliyatmono.
Di bidang ketenagakerjaan, Yu-Ro
menjelaskan sangat mudah untuk menciptakan 10.000 wirausahawan mandiri. Ke
depan jika terpilih, Yu-Ro akan membuat 1.000 kelompok yang masing-masing
berisikan 10 orang untuk mendapatkan suntikan dana usaha. “Tiap orangnya diberi
suntikan dana sebesar Rp 500.000 untuk menjalankan usaha. APBD mampu. Mereka
akan menjadi pengusaha yang baik,” tandas Juliyatmono.
Dari hasil survei internal yang diadakan oleh Partai pendudkung YURO,
pasangan ini mampu mengungguli dari pasangan lain. Tidak hanya itu, ada sebuah
prediksi yang menarik antara Pilihan Gubernur Jawa Tengah dengan Pilihan Bupati
Karanganyar.
Dibeberapa media cetak & media online pasangan YURO juga sangat banyak mengisi berita-berita yang pro &
kontra terhadap pasangan YURO. Munculnya selebaran kampanye gelap dalam
kampanye Pilihan Bupati (Pilbup) Karanganyar dinilai bukan sebagai pembelajaran
politik yang baik. Selebaran gelap itu justru menjadi kontraproduktif bagi kubu
penyebar. Hal itu diungkapkan pakar hukum dan politik dari Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta, Dr Pujiyono SH MH menanggapi beredarnya selebaran gelap
untuk kampanye hitam yang diarahkan kepada pasangan Yuliyatmono-Rohadi Widodo.
Pujiyono menambahkan, kampanye
dengan mengekspos sisi negatif dari pasangan calon bisa berdampak positif dan
juga negatif. “Dampaknya bisa positif dan negatif tergantung tingkat kemasifan
penyebarannya. Tapi ini tidak baik untuk pembelajaran politik,” katanya. Dia
menyarankan agar pasangan yang dirugikan dengan selebaran tersebut melaporkannya
kepada polisi sebagai pembelajaran politik pada masyarakat.
Seperti diketahui, pasangan nomor
urut tiga, Juliyatmono-Rohadi Widodo (Yu-Ro) disudutkan dengan beredarnya
selebaran black campaign (kampanye hitam) yang mengatasnamakan
Masyarakat Karanganyar Menggugat (MKM), Senin (9/9). Justru pasangan YU-RO
semakin ditindas akan semakin moncer, karena semakin banyak elemen masyarakat
yang simpati terhadapa pasanangan YU-RO.
Di selebaran tersebut berisi
tulisan-tulisan provokatif agar masyarakat tidak memilih Yu-Ro pada pemilihan
bupati (Pilbup) nanti. “Selebaran black campaign yang tidak bertanggung
jawab ini sudah tersebar merata. Dari informasi yang dihimpun teman-teman yang
mendukung Yu-Ro, selebaran ini sudah bertebaran di daerah Colomadu, Jumapolo,
dan Kerjo (17 kecamatan-redaksi). Mereka mengatasnamakan Masyarakat Karanganyar Menggugat (MKM).
Dalam sebuah portal berita Online,
Calon Bupati Juliyatmono mengaku tidak ambil pusing dan tidak akan membalas
terkait black campaign tersebut. Pihaknya akan fokus dengan program-program
positif untuk pemenangan Yu-Ro. “Yang jelas selebaran tersebut dilakukan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak senang dengan kita. Kita
tidak terpengaruh. Biarlah masyarakat yang menilai,” tegasnya. Inilah salah
satu kecerdasan pasangan YU-RO dalam menanggapi black campaign yang semakin
hari semakin sering berita-berita yang tidak jelas asal-usulnya.
Mengutip sebuah koran lokal Cabup
dari YU-RO Juliatmono mengatakan “Saya besar di Karanganyar. Hal-hal seperti
itu tidak akan mendapat tempat di hati masyarakat Karanganyar. Seperti
peribahasa yang mengibaratkan menepuk air didulang, tepercik muka sendiri. Ini
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja mengganggu
kondusivitas Karanganyar,”
Tuku tahu neng pasar tawangmangu nek
pengin karanganyar maju…pilih no telu……YU-RO
sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/09/11/bumi-intanpari-butuh-perubahan-pilih-yu-ro-juliatmono-rohadi-widodo-siap-untuk-memajukan-karanganyar-591433.html