BLM Rp 30 Juta Sudah Diserahkan ke
Panitia
Joglosemar, Selasa, 03/09/2013 09:00 WIB -
Muhammad Ikhsan
KARANGANYAR—Calon bupati (Cabup)
yang juga Wakil Ketua DPRD Karanganyar nonaktif, Juliyatmono membantah telah
menilap dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang seharusnya disalurkan
kepada warga Dusun Suruh, Desa Jetis, Kecamatan Tasikmadu.
Ditemui Joglosemar, Senin (2/9),
Juliyatmono mengaku dana BLM sebesar Rp 30 juta untuk memperbaiki jalan
sepanjang 800 meter tersebut telah diserahkan ke panitia pelaksana kegiatan.
“Tidak, tidak sama sekali saya menilap dana BLM sebesar Rp 30 juta itu,” katanya.
Juliyatmono menerangkan, dana BLM Rp
30 juta tersebut memang sempat disimpan oleh dirinya, karena dengan uang
sebesar itu belum bisa untuk memperbaiki jalan sepanjang 800 meter. “Jika ingin
jalannya diperbaiki, ya secara bertahap. Namun ternyata tidak sabar, penginnya
sekaligus,” ungkapnya.
Kemudian karena warga tidak sabar,
uang itu oleh Juliyatmono diserahkan ke ketua panitia perbaikan jalan, Sutarwo.
“Saya sudah serahkan uang tersebut kepada panitia, sejak jauh-jauh hari lalu.
Untuk perbaikan jalan tentu dana tersebut tidak cukup, perlu waktu. Dan itu
menjadi tanggung jawab kita bersama,” terangnya.
Di sisi lain, Kepala Inspektorat
Karanganyar, Suprapto mengatakan jika memang terjadi persoalan dalam penyaluran
dana BLM oleh kalangan legislatif, pihaknya bersedia untuk turun tangan. Selama
ini metode pengawasan yang dilakukan Inspektorat merupakan metode sampling.
“Yang kami periksa kan tidak hanya BLM, namun ada banyak. Jika memang ada
laporan tentu kami akan melakukan pemeriksaan,” ujar Suprapto.
Muhammad Ikhsan
FUI
Ngargoyoso Bantah Gelapkan Dana BLM Seluruh Peralatan Disimpan di Rumah Pribadi
Joglosemar, Senin,
02/09/2013 09:00 WIB - Muhammad Ikhsan
KARANGANYAR—Forum
Ukhuwah Islamiah (FUI) Kecamatan Ngargoyoso membantah telah menggelapkan dana
bantuan langsung masyarakat (BLM) yang diterima dari APBD Karanganyar 2012
melalui Wakil Ketua DPRD Karanganyar nonaktif, Rohadi Widodo.
Ketua
FUI Ngargoyoso, Ali Widodo mengungkapkan seluruh dana BLM yang diajukan sebesar
Rp 45 juta tersebut telah terealisasi. “Memang kami ajukan BLM tersebut melalui
Pak Rohadi. Namun semuanya telah terlaksana, uangnya terpakai sesuai yang kami
ajukan,” ungkapnya kepada Joglosemar, Sabtu (31/8).
Pembelian
sejumlah peralatan dan perlengkapan seperti yang diajukan dalam proposal BLM,
menurut Alu, seluruhnya ditujukan untuk kegiatan FUI Ngargoyoso. Walaupun dalam
proposal pengajuan alamat sekretariat FUI Ngargoyoso berada di Masjid Al Huda,
Dusun Tagung, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, namun hal tersebut hanyalah
bentuk formalitas pengajuan proposal BLM.
“Jika
menggunakan alamat pribadi, maka pencairan dana akan lebih sulit. Untuk
kegiatan keagamaan akan mudah jika menggunakan alamat tempat ibadah untuk
pencairannya. Karena kami memang sering mengadakan kegiatan di Masjid Al Huda.
Banyak teman-teman yang rumahnya di sekitar masjid itu,” tandasnya.
Ali
juga menilai telah terjadi salah persepsi antara kepala desa dengan FUI
Ngargoyoso terkait penggunaan alamat sekretariat itu. “Sekretariat menggunakan
alamat masjid sebagai bukti otentik. Ada kesalahpahaman saja dengan Pak Kepala
Desa. Walaupun sekretariat kami di Berjo, namun kegiatan kami di seluruh
Ngargoyoso,” terangnya.
Terkait
realisasi dana BLM tersebut, menurut Ali, telah ditalangi terlebih dahulu
sebelum dana tersebut cair. Yakni menggunakan uang pribadi dari setiap pengurus
forum yang kemudian diganti setelah BLM cair. “Untuk alat-alat seperti
komputer, LCD, semua ada. Disimpan di rumah saya dan beberapa pengurus forum
lain. Sebab jika disimpan di masjid kurang aman. Siapa pun boleh meminjam,”
jelas Ali.
Sedangkan
untuk pembelian hewan kurban seperti yang tercantum dalam proposal juga telah
dilaksanakan. Namun tidak hanya diserahkan di Masjid Al Huda, lantaran ruang
lingkup FUI di satu Kecamatan Ngargoyoso. Salah satu tempat disalurkannya hewan
kurban yakni di SDIT Mutiara Hati, masjid di Dukuh Gero (Berjo), Dukuh Tawang
(Berjo), dan Dukuh Sompak (Berjo). “Ini kami salurkan ke pihak sekolah, majelis
taklim, dan masjid yang membutuhkan,” pungkasnya.
Muhammad
Ikhsan